Ibu Senang Semua Senang
Seorang balita menjerit kesakitan, dahinya memerah. Si Ibu panik, karena lama kelamaan dahi balitanya membengkak kebiruan. Belum selesai dengan kepanikannya, Si Bapak datang dengan bentakannya. Si Ibu semakin panik, tak tahu harus berbuat apa, apa yang dilakukanya menjadi salah. Mata belo Si Bapa semakin menghujam jantungnya, seakan Si Ibu penyebab balitanya celaka, tak becus menjaganya. Rasa bersalah semakin merayapi hatinya. Hingga malam tiba, mata Si Ibu tak bisa terpejam. Padahal lelah mendera tubuhnya. Matanya dipaksakannya untuk tidur, karena ia harus bangun sebelum fajar. Didekapnya tubuh balitanya yang terlelap tidur, meminta maaf berkali-kali. Ditiupnya benjolan sebesar bola pingpong yang bertengger di dahi balitanya. Ia terlelap setelah tangisan membanjiri matanya. Ia menangis bukan hanya karena balitanya celaka, tapi juga karena perkataan dan sikap suaminya yang menusuk hatinya. Usia anak balita memang sedang aktif-aktifnya. Butuh konsentrasi dan perhatian yang ekstra. H